Tak sdkitpun q ragu lngkahkan kaki tuk meraihmu, namun q tak kuasa membawamu kmna yg qt mau
perjalanan ini
Itu smsnya tadi siang, sms dari seseorang yang sudah genap setahun mendampingiku. Dari awal perjalanan kami memang sangatlah pahit. Tak seperti kebanyakan kisah cinta berawal dari kisah manis penuh rayuan. Kisah kami berawal dari pertemuan yang sudah dia dan teman-temannya rencanakan untuk hospotan bareng dikampusku. Setelah dirasa cukup malam dan lelah memandangi layar laptop kami pun memutuskan untuk nongkrong disebuah warung kopi. Kami pun bercanda ria sambil ngopi serta menghisap rokok bersama (untuk pertama dan terakhir kalinya dia melihat aku merokok). Di tengah-tengah percakapan teman baiknya, sebut saja "B", dia mengajak kami taruhan keberanian ke Gedong Songo (Gila aja udah jam 1 musim dingin pula). Dengan berbagai macam alasan aku menolak, diapun sama dengan alasan bahwa dia harus kerja pagi. Usut punya usut ternyata taruhan itu sebenarnya adalah taruhan untuk memperebutkan aku dan mengajakku ke sebuah losmen, tetapi dia menolak dengan pertimbangan melihat aku yang sebenarnya kelihatan anak baik-baik. Waktu itu aku belum mempunyai perasaan apapun untuknya, hanya sekedar mantan kakak kelas dan teman ngobrol. Lama-lama dia acap kali menelepon, sms ataupun coment2an di facebook hingga pada tanggal 19 Juni dia mengajakku kerumahnya untuk memperkenalkan aku dengan keluarganya dan jalan-jalan di pantai Cahaya. Jarang sekali kan seorang lelaki langsung mengajak ke rumah pada saat jalan pertama. Tak ada kata "jadian" ataupun tembak menembak, semuanya berjalan begitu saja hingga saat-saat tersulit kami, saat dia tak punya pekerjaan. Tak ada pemasukan sama sekali, setiap malam makan nasi kucing, pagi mie instan atau warteg, tak ada jalan-jalan apalagi liburan. Saat itu dia masih tinggal di Semarang jadi mudah sekali untuk kita bertemu , dia juga masih setia dengan motor bututnya yang sering kali rewel. Kejadian yang paling mengenaskan adalah kami hanya memegang uang tujuh ribu saja sedangkan pada saat itu masih harus makan dua kali (artinya empat kali makan), sedangkan persediaan mie instan hanya tinggal satu, terpaksa kami makan mie satu untuk berdua. Hp pun terpaksa protol satu demi satu hanya untuk makan dan kebutuhan. Waktu itu kadang ada sedikit rasa malu mempunyai pacar bermotor butut, pengangguran, dan kuliahnya pun masih ngutang. Namun karena rasa kasih dan saling pengertian keadaan pun berubah. Setelah melamar di sana-sini, akhirnya dia dapat panggilan juga, panggilan pertama lancar sampai tahap psikotes namun gagal karena saingan dari pihak dalam kemudian yang kedua walaupun panggilan itu di Tegal dia dengan semangat juangnya bolak-balik Tegal-Semarang. Dan Alhamdulillah dia diterima kerja disebuah bank swasta, sedikit demi sedikit keadaan berubah. Kini dia tak lagi di Semarang, dia menetap di Kendal bersama orang tuanya, motor pun tak lagi butut, penampilan mulai rapi walaupun intensitas pertemuan tak sesering dulu, sms atau telepon pun jarang. Namun semua itu tetap lebih baik daripada yang sudah terlewat, semoga tahun depan keadaan kami jauh lebih baik. Amien ::
Happy anniversary
Menjelang 19 Juni 2012
happy annyversarry sayang
BalasHapus